Mengenal Kamera Digital : Memahami Dasar Fotografi
Sebelum Anda memutuskan memilih suatu kamera digital, sangat
penting untuk mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi kualitas kamera dan juga
beberapa fitur-fitur yang ada. Selain itu Anda juga perlu untuk mengerti
tentang dasar-dasar fotografi. Pengertian ini akan sangat membantu Anda dalam
menjatuhkan pilihan sebuah kamera digital.
Dalam melakukan pemotretan, satu hal yang paling penting
adalah masalah pencahayaan. Tentunya Anda mengharapkan hasil foto dengan
pencahayaan yang pas (correct exposure), maksudnya tidak terlalu terang
(Over-Exposure) ataupun terlalu gelap (Under-Exposure), seperti pada gambar 1.
ISO
ISO adalah banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera akan
direkam oleh Sensor (misalnya CMOS atau CCD), sehingga akan menghasilkan
gambar. ISO adalah kepekaan dari Sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi ISO
nya, semakin peka sensornya, sehingga gambarnya akan semakin terang.
Yang sering terdapat di dalam kamera digital saat ini adalah
ISO 100, ISO 200, ISO 400, ISO 800, IS00 1600, ISO 3200. Jadi misalnya ketika
Anda menggunakan ISO 200, maka hasil foto tadi akan lebih gelap dibanding saat
menggunakan ISO 1600, semua diasumsikan settingan lain tidak ada yang kita ubah
sama sekali dan kondisi cahaya di sekitar objek sama.
Tetapi ISO yang tinggi memiliki kelemahan. Yaitu, semakin
tinggi ISO yang digunakan, maka hasil gambarnya akan semakin kasar (istilah
yang dipakai adalah NOISE), perhatikan pada gambar 2. Jadi kesimpulannya,
selama kondisi cahayanya memungkinkan, gunakan selalu ISO serendah mungkin.
Semakin besar ukuran sensor kamera, noise yang dihasilkan
semakin minim (baca komputek edisi 585). Semakin besar resolusinya (megapixel),
semakin tinggin noisenya, dengan asumsi ukuran sensor dan teknologi kameranya
sama (baca komputek edisi 586), teknologi dari sensor juga mempengaruhi tingkat
Noise (CMOS lebih bebas noise dibandingkan dengan CCD).
Di hampir semua kamera digital juga sudah menyertakan
fasilitas “Noise reduction” untuk mengurangi noise,hanya saja kadar keefektifan
dari noise reduction tiap merk kamera juga berbeda-beda.
Sehingga customer tidaklah mungkin untuk mengetahui kadar
noise dari suatu kamera kalau belum pernah mencoba dan membandingkan tiap-tiap
merk yang berbeda. Untuk kamera-kamera saku (pocket camera), saat ini yang
memiliki tingkat noise paling rendah adalah Canon dan Fuji, sedangkan untuk
kamera-kamera DSLR, setahun yang lalu Canon-lah yang merajai.
Tapi sekarang sudah mulai dikejar oleh merk-merk lain
seperti Nikon dan Sony, salah satu alasan kenapa Nikon dan Sony sudah bisa
mengejar adalah karena mereka sekarang juga menggunakan teknologi sensor CMOS,
bukan CCD lagi seperti dulu.
Diafragma (Aperture)
Didalam lensa terdapat istilah bukaan Diafragma (gambar 3)
yang berguna untuk mengatur jumlah cahaya yang bisa masuk ke dalam kamera.
Bukaanya semakin diperbesar, maka cahaya yang masuk akan
semakin banyak dan hasil foto akan semakin terang, dan tentunya bila bukaannya
semakin diperkecil, maka cahaya yang masuk akan semakin sedikit dan hasil foto
akan semakin gelap.
Satuan dari diafragma ini dilambangkan dengan “F-Stop”.
Misalnya F1.4, F2, F2.8, F4, F5.6, F8, dan sebagainya
Semakin besar
F-Stopnya akan semakin Kecil bukaannya, dan semakin kecil F-Stopnya akan
semakin Besar bukaannya. Jadi semakin besar F-Stopnya, cahaya yang masuk akan semakin
sedikit, dan hasil foto akan semakin gelap. Karena satuannya terbalik, maka
banyak pemula yang kebingungan waktu pertama kali belajar
Ketika hendak membeli sebuah barang, sering kali kita selalu
meminta masukan dari teman-teman. Hal ini juga terjadi ketika membeli kamera
digital, dan nasehat yang paling sering terucap adalah “Cari yang Megapixelnya
paling besar, hasilnya pasti paling bagus”, atau “Cari yang Zoomnya paling
besar, kameraku bisa 40x zoom, kameranya dia cuman 3x zoom tuh”, atau bisa juga
“Cari yang ada anti getarnya saja, karena kameraku harganya cuman 1 juta sudah
ada anti getarnya lho”, dan lain sebagainya.
Nasehat-nasehat seperti ini jelas kurang bertanggung jawab
dan sedikit banyak bisa dikatakan menjerumuskan. Tapi selain itu, ada juga yang
memberikan nasehat yang isinya benar, tapi tidak sesuai dengan kebutuhan si
pemakai. Misalnya ingin membeli sebuah mobil yang akan gunakan untuk mengangkut
barang, mungkin waktu itu terpikir untuk membeli LX300, tapi ketika meminta
nasehat teman, dia mengatakan, “Jangan pakai LX300, pakai Mercedes S-Class
saja, tarikannya lebih kenceng, lebih nyaman, dan lebih keren”. Kalimatnya
nggak salah sih, tapi jelas si pemberi nasehat tidak menyesuaikan nasehatnya
dengan kebutuhan dari si peminta nasehat. Hal inilah yang paling sering terjadi
di dalam membeli barang apapun.
Ketika kita hendak membeli kamera digital, yang paling tepat
seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk mengerti kamera mana yang paling
cocok untuk sesuai dengan kebutuhan, maka mau tidak mau, sedikit banyak Anda
harus memiliki pengetahuan tentang fitur-fitur yang ada pada kamera digital,
serta faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas gambar.
Disini akan menjelaskan secara garis besar, dimulai dari faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas gambar, fungsi-fungsi dari beberapa spesifikasi
kamera, dan fitur-fitur yang dirasa perlu untuk dipertimbangkan.
1. Sensor
Sensor merupakan salah satu komponen yang terpenting dan
sangat mempengaruhi kualitas gambar. Sensor inilah yang bertugas untuk
menangkap cahaya dari lensa sehingga akhirnya bisa menghasilkan gambar. Perlu
juga diperhatikan adalah ukuran sensor dan kualitas sensornya. Sayang sekali
untuk mengetahui kualitas sensor yang digunakan hampir tidak mungkin bagi orang
awam, jadi yang bisa digunakan sebagai patokan hanyalah ukuran sensornya.
Semakin besar ukuran sensor akan semakin bagus kualitas
gambarnya. Sensor adalah salah satu bagian dari kamera yang harganya mahal,
sehingga tentunya semakin besar ukuran sensornya akan semakin mahal kameranya.
Ukuran sensor yang sering digunakan adalah seperti gambar berikut ini.
2. Lensa
Kalau kita membeli kamera DSLR (kamera yang lensanya bisa
diganti-ganti), faktor lensa sangat berpengaruh terhadap kualitas gambar. Lensa
yang bagus akan beda sekali hasil dan performanya dengan
lensa yang pas-pasan.
Tapi kalau Anda membeli kamera yang bukan DSLR (Digital Single Lens Reflector),
baik kamera pocket ataupun kamera prosumer, faktor lensa ini boleh kita abaikan
dan tidak perlu jadi bahan pertimbangan kita. Meskipun kamera tersebut
menggunakan lensa Carl Zeiss, Leica, Schneider Kreuznach, dan lain sebagainya
toh percuma saja karena produsen-produsen tersebut tetap harus menyesuaikan
produknya dengan harga yang diminta.
Bila dilihat dari harga kamera yang berkisar antara 2-3
jutaan, maka besar untuk dipastikan produsen tadi hanya menggunakan lensa-lensa
carl zeiss standar kebutuhan saja jadi bukan lensa dengan kualitas yang
betul-betul top.
Lain halnya bila Anda menggunakan kamera DSLR. Saat Anda
menggunakan lensa-lensa Leica atau Carl Zeiss, maka hasilnya akan meningkat
secara significant, tapi tentu saja Anda harus merogoh kocek yang jauh lebih
besar. Sebagai contoh, kalau menggunakan kamera Canon, bisa diketahui harga
lensa jenis Canon 50 mm F1.4 kurang lebih 3 jutaan, sedangkan harga lensa Leica
50 mm F1.4 kurang lebih 30 juta.
3. Focal Length dan Zoom
Sebetulnya faktor ini adalah bagian dari lensa, tapi untuk
bisa lebih fokus saat Anda memilih kamera-kamera pocket, maka dirasa faktor ini
lebih baik bila dibahas terpisah. Focal Length inilah yang menentukan sudut
pandang dari suatu lensa dan juga menentukan seberapa jauh suatu objek bisa
kita dekatkan.
Satuan dari Focal length ini adalah mm. Misalnya 28-105 mm. Perlu
diingat semakin Kecil angkanya, semakin lebar sudut pandangnya dan semakin jauh
objeknya, semakin besar angkanya, semakin sempit sudut pandangnya dan semakin
dekat objeknya.
Gambar di atas menunjukkan perbedaan Sudut pandang antara
menggunakan lensa 10 mm dengan lensa 12 mm, di situ terlihat bahwa pada posisi
yang sama, bila menggunakan lensa 10 mm akan menghasilkan gambar yang lebih
lebar dibandingkan dengan menggunakan lensa 12 mm.
Gambar di bawah ini menunjukkan perbedaan jarak dengan objek.
Disini menunjukkan bahwa semakin besar focal length, kita bisa memotret objek
yang jaraknya lebih jauh. Gambar B1 menggunakan lensa 70 mm, sedang gambar B2
menggunakan lensa 200mm.
Focal length yang umum digunakan pada kamera pocket adalah
35-105 mm, 35-140 mm, 28-112 mm. Bila Anda menyukai foto pemandangan atau
sering foto di ruangan yang sempit, sebaiknya mencari kamera yang memiliki
lensa lebar, sekitar 28 mm. Kalau suka foto binatang atau foto-foto candid
sebaiknya kita cari kamera yang memiliki focal length sampai 200 mm ke atas.
Mungkin bagi Anda yang masih awan dengan fitur optical zoom,
maka ada baiknya Anda harus mengetahui dasar penghitungan optical zoom. Optical
Zoom adalah rentang dari lensa. Misal lensa 28-112 mm, itu berarti optical zoomnya
adalah 112 dibagi 28 = 4x optical zoom, kalau lensa 35-420 mm, itu berarti 420
dibagi 35 = 12x optical zoom.
Dengan pengertian ini, maka Anda tidak lagi gegabah dengan
mengatakan bahwa kamera dengan optical zoom 12x akan lebih bagus dari kamera dengan
optical zoom 4x. Itu semua tergantung kebutuhan.
Misalnya untuk contoh di atas, yaitu dengan menggunakan
lensa 35-420 mm, kita akan nyaman sekali bila kita suka memfoto objek yang
jaraknya jauh, maka Anda tidak perlu repot-repot mendekati objek, tapi cukup
dengan menekan tombol zoom saja, maka lensa dari kamera lah yang akan maju,
tapi bila berada di ruangan yang sempit, padahal kita hendak memfoto
serombongan orang (misalnya 6 orang yang berdiri berjejer), mungkin sekali
bahwa kamera kita tidak bisa mencakup ke enam objek tersebut, tapi kamera
dengan lensa 28 mm akan sanggup melakukannya.
Digital Zoom adalah perbesaran objek secara software, secara
kasar dapat kita katakan bahwa digital zoom ini adalah zoom boongan. Kenapa
begitu ? Karena digital zoom akan mereduksi kualitas dari gambar, dan selain
itu digital zoom masih dapat kita lakukan dengan menggunakan software komputer.
Jadi digital zoom bukanlah point yang akan kita pakai dalam memilih kamera
digital.
Tapi karena ketidaktahuan pemakai, para produsen sering
menggunakan hal ini untuk menipu.
Sering kali kita lihat ada kamera dengan total zoom 40x,
padahal sebenarnya optical zoomnya 4x dan digital zoomnya 10x, jadi kalau 4
kita kalikan dengan 10 akan jadi 40x. Hati-hatilah dengan produsen yang nakal.
Bersambung………