Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu
pasang iklan

CALISTUNG : Hikmah luar biasa belajar dar Al-Qur'an



Kelebihan manusia yang  lebih mulia dari makhluk lainya adalah kemampuan akalnya. Namun sayang banyak dari manusia yang tidak mengandalkan akalnya untuk meningkatkan derajad kemuliaan itu. Saya tidak hendak mengatakan bahwa dengan kemampuan  itu manusia berhak sombong dan takabur, namun hendaklah dengan akalnya pula manusia bisa menimbang dengan adil dan benar.

Siapapun dia, manusia pasti menginginkan hidup yang aman dan sejahtera. Tanpa kekerasan dan rasa was-was.  Apakah itu petani, guru, pedagang, pengemis, tentara bahkan penjahat sekalipun. Namun bagaimana mereka dengan mudah melakukan kekerasan, pembunuhan , perlakuan kriminal, yang jelas-jelas bertentangan dengan kebutuhanya ? bagaimana cara mereka menggunakan akalnya ?
Sering sekali manusia tidak memanfaatkan akalnya dengan benar. Sehingga dia melakukan perbuatan yang buruk, sebagaimana disebutkan Allah :” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” ( QS, 3:7 ). Inilah kunci utama bagaimana manusia memperoleh kemuliaan, disisi lain Allah meberikan petunjuk : “(Al Qur'an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. ( QS, 14-52 )
Akal dan ilmu adalah sinergi perangkat yang dapat mengakselerasi potensi manusia. Akal adalah hardwhare sedangkan  ilmu adalah softwhare yang keduanya harus berjalan dengan selaras. Perangkat keras yang baik namun diisi oleh program yang buruk malah akan menjadikan sesuatu lebih buruk dan membahayakan. Maka Allah memberikan petunjuk, bahwa program terbaik yang harus kita install adalah Al-Qur’an.
Manusia diberikan hak otonom untuk memilih berbagai jalan yang disediakan Allah. Pemberian wewenang yang luarbiasa ini tentu juga disertai pertanggungjawaban yang berat pula. Akal yang sehatlah yang mampu memilih opsi itu, karena disini banyak mengandung jebakan yang dapat menjerumuskan , kecuali bagi orang yang mampu  menimbang dengan benar, Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." ( QS,5:100)
MEMBACA, MENULIS DAN BERHITUNG
Hal terpenting yang perlu dilakukan manusia adalah mengenali mana hal baik dan mana hal-hal buruk. Ini sungguh hikmah yang luar biasa, bahwa untuk memilih yang benar manusia memerlukan ilmu dan bagaimana terbukanya ilmu adalah dengan proses calistung ( membaca, menulis dan berhitung ). Firman Allah :

1.      Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (QS. 96:1)
2.      Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. (QS. 96:2)
3.      Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, (QS. 96:3)
4.      Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. (QS. 96:4)
5.      Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 96:5)

Ini adalah amaliah yang  penting bagi kita semua  karena menuntut ilmu diwajibkan  bagi kaum muslimin dan muslimah sebagaimana sabda nabi :    Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar. (HR. Bukhari)

Pelajaran membaca, menulis dan berhitung merupakan kunci utama suatu pengembangan ilmu pengetahuan.  Islam memberikan perhatian khusus, bahkan perintah pertama yang diajarkan Allah kepada Rasulullah, adalah pelajaran membaca. Sebenarnya manusia dilahirkan dalam keadaan  lemah dan bodoh, maka Allah mengangkat dan memuliakanya dengan ilmu.  Demikianlah manusia selalu menemukan sesuatu  yang baru kemudian menuliskanya    kemudian dibaca oleh generasi- generasi  berikutnya, maka ilmu tersebut tidak akan terputus.
Dalam kitab Jalalain disebutkan konon orang pertama yang  menulis dengan qalam ( pena ) adalah nabi Idris a.s. Perkembangan teknologi dan peradaban manusia tentunya berbias perintah menulis ini tidak terbatas menggunakan pena , melainkan tulisan-tulisan lainya termasuk tulisan-tulisan digital dan media lainya termasuk audio visual.
Dalam kaidah keilmuan ada sebuah atsar :  Qayyadul ‘ilmi bil kitabihi ,  ikatlah ilmu dengan tulisan. Diterangkan pula , barang siapa yang mengamalkan apa yang dia ketahui ( contoh : dengan menuliskanya ) maka Allah akan mewariskan kepadanya sesuatu yang tidak diketahuinya sebelumnya.
Perintah ini semakin jelas bahwa budaya membaca dan menulis adalah aplikasi perintah Allah yang sangat penting bagi peradaban manusia. “ ... sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu “ .( QS, 72:28) demikianlah pentingnya berhitung juga menjadikan esensial dari peradaban manusia, sebagai instrumen penting dalam kehidupan manusia.
Al-Qur’an sumber inspirasi peradaban
 Al-Qur’an adalah  firman Allah, Cahaya yang memberikan petunjuk dalam gelapnya kebodohan. Kita tentu memahami bahwa penulisan Al-Qur’an telah pula diperintahkan Rasulullah selain dengan cara  menghafalkanya. Penulisan  pada artefak berupa batu, tulang atau kayu telah dilakukan sejak jaman Rasulullah  , meskipun baru dibukukan dan distandardkan pada zaman khalifah Usman bin ‘afan. Kini bentuk-bentuk kitab al-Qur’an sudah dapat dibaca tidak lagi dalam artefak kayu atau batu, atau tulisan kertas namun juga dalam bentuk digital. Ini tentu sangat memudahkan bagi manusia untuk mempelajarinya.
Maka tidaklah lagi ada alasan untuk tidak mau memahami petunjuk Allah itu, karena Ilmu Al-qur’an adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan jiwa manusia dari zaman ke jaman. Apabila kita istiqamah ,  terus menerus dengan rajin membaca Al-Qur’an dalam bahasa aslinya atau  dibaca terjemahnya sesuai bahasa yang difahaminya, akan membuat manusia memahami segala petunjuk  tersebut,  agar umat manusia selalu dalam perjalanan yang optimal sebagai maklhluk yang paling  sempurna. Allah menasehatkan agar secara perlahan-lahan dan tekun kita memahami Al-Qur’an. Akan lebih baik   apabila kita membiasakan bangun dan membaca Al-qur’an diwaktu 1/3 malam yang akhir, karena lebih hening dan mudah untuk memusatkan perhatian. Allah membimbing Rasulullah untuk selalu membaca, menghayati, menekuni dan melaksanakan apa yang Allah perintahkan. Bagi kita para orang-orang yang ingin mengikuti cara hidup beliau , tentu harus berbuat dengan langkah-langkah yang sama
Firman Allah dalam surat Muzzamil : “Hai orang yang berselimut (Muhammad) , bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.  
Adapun disiang hari kita menemui keadaan yang digambarkan Allah  dalam surat tersebut : Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).  
Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.  
(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.  Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.  
Apabila kita mengamalkan nasehat itu, Insya Allah akan kita temui kemajuan yang luar biasa dalam kehidupan kita. Dengan kita memahami Nasehat-nasehat sempurna dari Tuhan maka inspirasi kesempurnaan itu telah kita kuasai. Apalagi yang lebih hebat dari itu semua ?





-