Kelebihan manusia yang
lebih mulia dari makhluk lainya adalah kemampuan akalnya. Namun sayang
banyak dari manusia yang tidak mengandalkan akalnya untuk meningkatkan derajad kemuliaan
itu. Saya tidak hendak mengatakan bahwa dengan kemampuan itu manusia berhak sombong dan takabur, namun
hendaklah dengan akalnya pula manusia bisa menimbang dengan adil dan benar.
Siapapun dia, manusia pasti menginginkan hidup yang
aman dan sejahtera. Tanpa kekerasan dan rasa was-was. Apakah itu petani, guru, pedagang, pengemis,
tentara bahkan penjahat sekalipun. Namun bagaimana mereka dengan mudah
melakukan kekerasan, pembunuhan , perlakuan kriminal, yang jelas-jelas
bertentangan dengan kebutuhanya ? bagaimana cara mereka menggunakan akalnya ?
Sering sekali manusia tidak memanfaatkan akalnya
dengan benar. Sehingga dia melakukan perbuatan yang buruk, sebagaimana
disebutkan Allah :” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan
orang-orang yang berakal.” ( QS, 3:7 ).
Inilah kunci utama bagaimana manusia memperoleh kemuliaan, disisi lain Allah
meberikan petunjuk : “(Al Qur'an) ini
adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi
peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan
Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. ( QS,
14-52 )
Akal dan ilmu adalah sinergi perangkat
yang dapat mengakselerasi potensi manusia. Akal adalah hardwhare sedangkan ilmu adalah softwhare yang keduanya harus
berjalan dengan selaras. Perangkat keras yang baik namun diisi oleh program
yang buruk malah akan menjadikan sesuatu lebih buruk dan membahayakan. Maka
Allah memberikan petunjuk, bahwa program terbaik yang harus kita install adalah
Al-Qur’an.
Manusia diberikan hak otonom untuk memilih
berbagai jalan yang disediakan Allah. Pemberian wewenang yang luarbiasa ini
tentu juga disertai pertanggungjawaban yang berat pula. Akal yang sehatlah yang
mampu memilih opsi itu, karena disini banyak mengandung jebakan yang dapat
menjerumuskan , kecuali bagi orang yang mampu
menimbang dengan benar, Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai
orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." ( QS,5:100)
MEMBACA, MENULIS DAN
BERHITUNG
Hal terpenting yang perlu dilakukan manusia adalah mengenali mana
hal baik dan mana hal-hal buruk. Ini sungguh hikmah yang luar biasa, bahwa
untuk memilih yang benar manusia memerlukan ilmu dan bagaimana terbukanya ilmu
adalah dengan proses calistung ( membaca, menulis dan berhitung ). Firman Allah
:
1.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (QS. 96:1)
2.
Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. (QS. 96:2)
3.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, (QS. 96:3)
4.
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. (QS. 96:4)
5.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 96:5)
Ini adalah amaliah yang penting
bagi kita semua karena menuntut ilmu
diwajibkan bagi kaum muslimin dan
muslimah sebagaimana sabda nabi : “ Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka
dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar. (HR. Bukhari)
Pelajaran membaca, menulis dan berhitung merupakan
kunci utama suatu pengembangan ilmu pengetahuan. Islam memberikan perhatian khusus, bahkan
perintah pertama yang diajarkan Allah kepada Rasulullah, adalah pelajaran
membaca. Sebenarnya manusia dilahirkan dalam keadaan lemah dan bodoh, maka Allah mengangkat dan
memuliakanya dengan ilmu. Demikianlah
manusia selalu menemukan sesuatu yang
baru kemudian menuliskanya kemudian dibaca oleh generasi- generasi berikutnya, maka ilmu tersebut tidak akan
terputus.
Dalam kitab Jalalain disebutkan konon orang pertama
yang menulis dengan qalam ( pena )
adalah nabi Idris a.s. Perkembangan teknologi dan peradaban manusia tentunya
berbias perintah menulis ini tidak terbatas menggunakan pena , melainkan
tulisan-tulisan lainya termasuk tulisan-tulisan digital dan media lainya
termasuk audio visual.
Dalam kaidah keilmuan ada sebuah atsar : Qayyadul
‘ilmi bil kitabihi , ikatlah ilmu
dengan tulisan. Diterangkan pula , barang siapa yang mengamalkan apa yang dia
ketahui ( contoh : dengan menuliskanya )
maka Allah akan mewariskan kepadanya sesuatu yang tidak diketahuinya
sebelumnya.
Perintah ini semakin jelas bahwa budaya membaca dan
menulis adalah aplikasi perintah Allah yang sangat penting bagi peradaban
manusia. “ ... sedang
(sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu “ .( QS, 72:28) demikianlah pentingnya berhitung juga menjadikan esensial
dari peradaban manusia, sebagai instrumen penting dalam kehidupan manusia.
Al-Qur’an sumber inspirasi peradaban
Al-Qur’an
adalah firman Allah, Cahaya yang
memberikan petunjuk dalam gelapnya kebodohan. Kita tentu memahami bahwa
penulisan Al-Qur’an telah pula diperintahkan Rasulullah selain dengan cara menghafalkanya. Penulisan pada artefak berupa batu, tulang atau kayu
telah dilakukan sejak jaman Rasulullah ,
meskipun baru dibukukan dan distandardkan pada zaman khalifah Usman bin ‘afan.
Kini bentuk-bentuk kitab al-Qur’an sudah dapat dibaca tidak lagi dalam artefak
kayu atau batu, atau tulisan kertas namun juga dalam bentuk digital. Ini tentu
sangat memudahkan bagi manusia untuk mempelajarinya.
Maka tidaklah lagi ada alasan untuk tidak mau memahami
petunjuk Allah itu, karena Ilmu Al-qur’an adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan
jiwa manusia dari zaman ke jaman. Apabila kita istiqamah , terus menerus dengan rajin membaca Al-Qur’an
dalam bahasa aslinya atau dibaca
terjemahnya sesuai bahasa yang difahaminya, akan membuat manusia memahami
segala petunjuk tersebut, agar umat manusia selalu dalam perjalanan yang
optimal sebagai maklhluk yang paling
sempurna. Allah menasehatkan agar secara perlahan-lahan dan tekun kita
memahami Al-Qur’an. Akan lebih baik apabila
kita membiasakan bangun dan membaca Al-qur’an diwaktu 1/3 malam yang akhir,
karena lebih hening dan mudah untuk memusatkan perhatian. Allah membimbing
Rasulullah untuk selalu membaca, menghayati, menekuni dan melaksanakan apa yang
Allah perintahkan. Bagi kita para orang-orang yang ingin mengikuti cara hidup
beliau , tentu harus berbuat dengan langkah-langkah yang sama
Firman Allah dalam surat Muzzamil :
“Hai orang yang berselimut
(Muhammad) , bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit
(daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau
lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya
Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di
waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih
berkesan. “
Adapun disiang hari kita
menemui keadaan yang digambarkan Allah
dalam surat tersebut : Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).
Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.
(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.
Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.
(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.
Apabila kita mengamalkan
nasehat itu, Insya Allah akan kita temui kemajuan yang luar biasa dalam
kehidupan kita. Dengan kita memahami Nasehat-nasehat sempurna dari Tuhan maka
inspirasi kesempurnaan itu telah kita kuasai. Apalagi yang lebih hebat dari itu
semua ?