Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu
pasang iklan

jejak seh abdul Qadir AL-Jiylani

PILIH YANG BANYAK ATAU SEDIKIT
                Naluri manusia selalu memilih yang banyak daripada yang sedikit. Ini hitung-hitungan yang wajar. Namun seringkali kita tidak konsekuen dengan pilihan itu, karena sering manusia memilih yang sedikit  karena sudah terlihat oleh mata. Sikap inilah yang sering menjebak kita dalam kerugian. Ibarat petani yang memiliki sejengkal tanah tandus, dia  kehilangan rasa syukur dan mengeluh tanahnya tidak bisa membuatnya kaya. Ladang tandus itu setiap musim hanya menghasilkan singkong, karena Cuma itu yang bisa dilihat mata kepalanya sendiri. Padahal petani itu tidak tahu, bahwa didalam tanahnya ada tambang emas yang sangat mahal.

                Begitupun manusia sering lalai dalam memandang hidupnya di dunia, padahal di akherat kelak ada kehidupan yang sudah pasti menyenangkan dan abadi lebih dari kenikmatan  apapun yang pernah dilihatnya. Kerangka fikir yang hanya terpaku pada konsep ainul yaqin membuatnya sempit dalam berfikir. Mereka lupa mendasarkan sesuatu juga pada haqul yaqin untuk menembus ruang waktu yang terbatas. Emperisme yang mendasarkan pada pengindraan fisiologis kita sering terbatas, karena terbatasnya kemampuan kedirian kita. 
            Kehidupan dunia memang dapat disikapi dengan  pandangan mata kepala, namun kehidupan akhirat hanya dapat disikapi dengan mata hati. Begitupun halnya keyakinan kita, rasulullah menggambarkan :    Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda:  “ Sesungguhnya perumpamaanku sebagai utusan Allah adalah seperti seorang lelaki yang mendatangi kaumnya seraya berkata: Wahai kaumku! Sesungguhnya kau telah melihat dengan mata kepala sendiri sepasukan tentara dan sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang tidak bersenjata, maka carilah keselamatan. Sebagian kaumnya ada yang mematuhi lalu pada malam hari mereka berangkat (menyelamatkan diri) dengan tidak terburu-buru. Sebagian yang lain mendustakan hingga keesokan paginya mereka masih berada ditempat semula maka diserbulah mereka oleh pasukan tentara tadi lalu musnahkan dan dibantailah mereka. Itu adalah perumpamaan orang yang patuh kepadaku dan mengikuti ajaran yang aku bawa serta perumpamaan orang yang durhaka kepadaku dan mendustakan kebenaran yang aku bawa. “ (Shahih Muslim No.4233)
               

-