: Rasakan Nikmat Allah
ٱلْكَوْثَرَ أَعْطَيْنَٰكَ إِنَّآ
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak
وَٱنْحَرْ. لِرَبِّكَ فَصَلِّ
Maka dirikanlah shalat karena
Tuhanmu; dan berkorbanlah
ٱلْأَبْتَرُ هُوَ شَانِئَكَ إِنَّ
3. Sesungguhnya orang-orang yang
membenci kamu dialah yang terputus.
TADABUR :
Imam Malik r.a menceritakan bahwa suatu ketika Rasulullah tengah bersama sahabat berada dalam sebuah halaqah di masjid, tiba-tiba beliau pingsan . Sejenak kemudian beliau mengangkat kepalanya sambil tersenyum. Tentu saja para sahabat heran,
MUHASABAH :
1. Sudahkah anda mengingat nikmat Allah yang anda rasakan hari ini ?
HATI-HATI , indikator penyakit hati adalah tidak bisa merasakan nikmat dari Tuhan,
sehinggah kita selalu bersikap keluh kesah (.QS. 70:9-20 , 2:10,34:8 , 47:50,
74:31, 8:49, 9:125,5:52,33:32, 22:53,24:50 )
2.
Ada berapa ketidaksempurnaan shalat yang andalakukan anda hari ini ?
INGAT ,
Perumpamaan Shalat lima waktu seperti sebuah sungai yang airnya mengalir dan
melimpah dekat pintu rumah seseorang yang tiap hari mandi di sungai itu lima
kali (Mutafaq’alaihi ),( yang akan mensucikan diri kita, namun ) Yang
pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang hamba pada hari
kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang shalatnya. Apabila shalatnya baik
maka dia beruntung dan sukses dan apabila shalatnya buruk maka dia kecewa dan
merugi. (HR. An-Nasaa'i dan Tirmidzi) Paling dekat seorang hamba kepada Robbnya ialah ketika ia bersujud
maka perbanyaklah do'a (saat bersujud) (HR. Muslim)( QS 2:3,7:170,4:162 )
3. Ingatlah apa yang sudah anda korbankan dijalan
Allah hari ini ?
KORBAN, berkorban adalah bukti kita lebih mencintai
Allah dari pada harta benda, pangkat, jabatan dan hiasan dunia lainya. Allah mencintai kita apabila kita mencintai Allah, : Aku sesuai dengan
persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia
mengingat-Ku ( hadits Qudsi )
4. Berapa tuntunan Rasul dan suri tauladan beliu yang
sudah anda contoh hari ini ?
HATI_HATI, telitilah dengan cermat setiap amaliah kita, apakah
sudah sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah atau tidak, seringkali
kita tidak merasa sedang berada dalam kesesatan, karena lalai dalam memahami
ibadah . Sebagaimana disinyalir beliau, Kamu akan
mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan
sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu
ikut memasukinya. Para sahabat lantas bertanya, "Siapa 'mereka' yang baginda
maksudkan itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Orang-orang Yahudi
dan Nasrani." (HR. Bukhari), janganlah kita seperti mereka, mencampur syari’at
dengan kebathilan dan merubah hukum Allah demi membenarkan nafsunya sendiri.
(QS 3:71 , 29:67)