erat dengan tindakan atau aksi. Jadi tindakan atau aksi itulah yang menentukan seseorang sukses menjadi wirausahawan atau tidak.
Pengertian
kewirausahaan.
Sebelum istilah wirausaha sepopuler seperti
sekarang ini, dulu sering kita dengar istilah wiraswasta. Kata
"wiraswasta" berasal dari Wira yang berarti utama, gagah, berani,
luhur, teladan atau pejuang. Swa berarti sendiri dan Sta berarti berdiri. Jadi
wiraswasta (entrepreneur) berarti
pejuang yang utama, gagah, luhur, berani dan layak menjadi teladan dalam bidang
usaha dengan landasan berdiri diatas kaki sendiri
Definisi kewirausahaan memang banyak dibuat
oleh para ahli, tetapi mereka melihat dari perspektifnya masing-masing. Agar
penegertian kewirausahaan dapat diterapkan sesuai dengan lingkungan negara
kita, maka telah disepakati definisi sebagai berikut ini.
Kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari
semangat, nilai-nilai, dan prinsip serta sikap, kuat, seni, dan tindakan nyata
yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan
perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada
langganan dan piahak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa
dan negara.
Fenomena
wirausaha
Saya percaya, bahwa setiap tahun telah cukup
banyak orang yang masuk dunia bisnis. Mereka umumnya melakukan tiga cara.
Yakni, membeli bisnis yang sudah ada, menjadi partner dalam sebuah waralaba,
atau dengan memulai bisnis baru.
|
Ketiga, Apakah kita mempunyai sumbernya? Apakah kita akan
mendapat order? Apakah order itu datang segera? Keempat, siapa pasar kita? Lantas dari manakah ide untuk mulai
bisnis baru itu berasal?
Menurut suatu penelitian, sebagian besar
pengusaha itu dapat ide dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di
industri yang sama. Namun hal itu menunjukkan bahwa pengusaha seperti itu hanya
berani memulai bisnis baru karena semata-mata melihat sisi terangnya saja. Menurut Purdi E
Chandra, jika kita memang benar-benar ingin memulai bisnis baru, semestinya
peluang pasarlah yang lebih kita jadikan pijakan.
Oleh karena itulah, sudah saatnya kita berani
memulai bisnis baru. Hal itu memang bukan hal mudah, karena membutuhkan analisa
dan perencanaan yang serius. Namun, kita harus yakin bahwa ide memulai bisnis baru tak
terlalu sulit. Ide itu bisa berasal dari mana saja dalam berbagai cara. Sekali
ide bisnis itu dikembangkan dengan jelas, maka bisnis baru itu niscaya akan
berkembang. Apalagi, setelah terlebih dahulu
kita adakan evaluasi dengan teliti, baik itu berkaitan dengan customer dan pesaingnya.
Memulai bisnis tidak harus punya uang dulu.
Mungkinkah
kita mulai bisnis tanpa memiliki uang tunai? Mengapa tidak! Jika kita mampu
mengoptimalkan pemikiran kita, maka akan banyak jalan yang bisa ditempuh dalam
menghadapi masalah permodalan untuk kita bisa memulai bisnis. Hanya masalahnya,
darimana uang itu berasal ? Logikanya, semua bisnis itu membutuhkan modal uang.
Memang, kebanyakan
kita selalu mengeluh ketiadaan modal uang sebagai alasan mengapa kita malas
berwirausaha. Padahal, modal yang paling vital sebenarnya bukanlah uang, tetapi
modal non fisik, yakni berupa motivasi dan keberanian memulai yang
mengebu-gebu.
Saya yakin, jika
hal itu sudah bisa dipenuhi, maka mencari modal uang bukanlah persoalan yang
tidak mungkin, meski secara pribadi kita tidak memiliki uang. Sementara kita
telah tahu, bahwa peluang bisnis telah ada di depan mata. Tentu, alangkah
baiknya jika kita tidak menundanya untuk memulai berbisnis.
Toh kita tahu, bahwa sebenarnya banyak sumber
permodalan. Seperti uang tabungan, uang pesangon, pinjam di bank dan di
koperasi atau dari lembaga keuangan atau dari pihak lainnya. Namun, jika kita
ternyata tidak memiliki uang tabungan, uang pesangon atau katakanlah belum ada
keberanian untuk meminjam uang di bank atau koperasi, saya kira kita juga tidak
perlu risau. Karena ada cara untuk memulai bisnis, meski kita tidak memiliki
uang tunai sekalipun.
Contohnya, kita bisa menjadi seorang perantara.
Misalnya, menjadi perantara jual beli rumah, jual beli motor dan lain-lain.
Keuntungan yang kita dapat bisa dari komisi penjualan atau cara lain atas
kesepakatan kita dengan pemilik produk. Saya yakin, kita pasti bisa
melakukannya.
Kita bisa juga membuat usaha dengan cara
konsumen melakukan pembayaran di muka. Dalam hal ini, kita bisa mencari bisnis
dimana konsumen yang jadi sasaran bisnis kita itu mau membayar atau
mengeluarkan uang dulu sebelum proses bisnis, baik jasa maupun produk, itu
terjadi. Misalnya
bisa dilakukan pada bisnis jasa, seperti industri jasa pendidikan. Dimana, siswa diwajibkan membayar dulu didepan sebelum
proses pendidikan itu terjadi.
Bisa juga misalnya, ada orang yang memesan
barang pada kita, namun sebelum barang yang dipesan itu jadi, pihak konsumen
sudah memberikan uang muka dulu. Artinya, itu sama saja kita telah diberi modal
oleh konsumen.
Masih ada cara
lain memulai bisnis tanpa kita memiliki uang tunai. Contohnya, menggunakan
sistem bagi hasil. Kita bekerjasama dan keuntungan yang didapat pun dibagi
sesuai kesepakatan bersama. Atau kita mungkin
ingin cara lain? Tentu masih ada. Contohnya, kita bisa melakukannya dengan
sistem barter dengan pemasok, dan kita pun jika memiliki keahlian tertentu,
mengapa tidak saja menjadi seorang konsultan. Selain itu, bisa saja dengan cara
kita mengambil dulu produk yang akan diperdagangkan, hanya untuk pembayarannya
bisa kita lakukan setelah produk tersebut terjual pada konsumen. Tentu, masih banyak cara lain
untuk kita memulai bisnis tanpa uang tunai.
Oleh karena itu,
menurut saya, sebaiknya kita tidak perlu berkecil hati atau takut dipandang
rendah, bila ternyata kita memang tidak memiliki uang tunai namun berhasrat
untuk memulai bisnis. Saya yakin, dengan kita memiliki kemauan besar menjadi
seorang wirausahawan, maka setidaknya akan selalu ada jalan untuk memulai
bisnis. Nyatanya, tidak sedikit pengusaha yang telah meraih keberhasilan meski
saat memulai bisnisnya dulu tanpa memiliki uang tunai.
Itu menunjukkan
bahwa tidak benar kalau ada yang mengatakan "Tak mungkin kita memulai
bisnis tanpa memiliki uang tunai." Kuncinya sebetulnya terletak pada
motivasi dan keberanian kita memulai bisnis yang menggebu-gebu. Hanya saja,
untuk cepat meraih sukses, apalagi tanpa memiliki uang tunai itu tidak semudah
seperti kita membalikkan telapak tangan.
Jeli Membaca Peluang.
Ada sebuah komentar menarik: "Saya begitu banyak sekali
ide bisnis, tapi nyatanya tak ada satu pun ide bisnis itu terealisir. Akibatnya,
saya hanya sekadar kaya ide, tapi bisnis tak ada?".
Sebenarnya di sekitar kita ini banyak sekali
macam bisnis yang bisa diraih. Hanya saja, kita harus betul-betul memahami
kebutuhan masyarakat konsumen. Sebagai contoh, di beberapa kota di Amerika Serikat, sudah banyak bisnis
yang dikembangkan dari ide-ide sederhana seperti bisnis membangunkan orang
tidur (morning call). Aneh, tapi itu
nyata.
Barangkali sekarang ini belum banyak yang kita
temukan. Namun, saya yakin jika kita kreatif, akan mampu melihat peluang bisnis
sebanyak-banyaknya dan mampu menangkap satu atau dua di antaranya. Pendek kata,
peluang bisnis tidak akan pernah ada habisnya, selama minat manusia masih
menjalankan hajat hidupnya di dunia ini.
Keterampilan
tertentu juga bisa dijadikan peluang bisnis. Terampil dibidang elektronika
misalnya, bisa membuka bisnis perbaikan dan pemeliharaan alat-alat elektronik.
Ahli di bidang komputer bisa membuka bisnis software
dan hardware. Terampil di mesin,
bisa memulai bisnis dari servis motor atau mobil. Atau barangkali, punya
kreativitas yang berciri khas dan unik, kita bisa merintis bisnis kreatif,
seperti kerajinan tangan.
Tingkat pendidikan
kita juga bisa menjadi peluang bisnis dengan pengembangan profesi. Misal
sarjana matematika membuka kursus matematika. Sarjana Sastra lnggris memulai
usaha dengan membuka kursus bahasa lnggris. Peluang bisnis juga ada
dilingkungan keluarga. Bisa dimulai dengan berbisnis makanan atau katering dan
keluarga bisa diajak serta, dan bisnis ini bisa dikelola dari rumah.
Peluang itu juga
terdapat di lingkungan pekerjaan, organisasi dan tetangga. Tentu saja, di
lingkungan itu kita banyak teman. Maka, jika punya produk tertentu, bisa saja
kita jual produk tersebut kepada mereka. Bahkan relasi kita pun bisa juga jadi
peluang bisnis. Misalnya, bisa pinjam uang pada relasi untuk modal usaha.
Produk yang dihasilkan, selain bisa dijual pada orang lain, juga pada relasi
kita itu. Dengan begitu, kita tak hanya jeli mencari peluang bisnis, tapi juga
mampu menciptakan pasar.
Begitu pula, jika
punya hobi. Misalnya melukis, bisa jadi pelukis, dan lukisan itu bisa dijual
digaleri. Bahkan, peluang bisnis itu juga bisa diraih saat kita melakukan
perjalanan ke luar kota. Ide bisnis bisa muncul setelah kita melihat bisnis di
kota lain, dan itu bisa dikembangkan di kota sendiri. Hanya saja, agar bisnis
yang akan dijalankan tidak sia-sia, ada baiknya pastikan dulu pasarnya.
Tapi, tentu, peluang bisnis itu hanya bisa diraih, jika
kita jeli dan gigih. Ingat pepatah yang
mengatakan: "Tidak ada usaha, tidak ada hasil". Oleh karena itu,
sebaiknya jangan ragu di dalam setiap meraih peluang bisnis yang ada di sekitar
kita. Soal besar kecilnya peluang jangan jadi masalah. Tangkap dulu peluang
yang ada. Dan, jangan khawatir, peluang bisnis yang berikutnya pasti akan
mengikuti. Bisnis itu selalu mengalir, seperti bola salju, dimulai dari yang kecil
lalu menggumpal menjadi besar » (http://www.purdiechandra.com).
Bagaimana mencari
modal
Salah satu alternatif mendapatkan
modal adalah mencari pinjaman ke bank. Sebetulnya, mendapat kredit dari
bank tak serumit yang dikira. Buktinya, banyak orang mendapatkannya.
Prinsipnya, bank hanya akan memberi kredit pada orang yang dipercaya. Oleh
sebab itu, hal yang perlu kita lakukan adalah meyakinkan pihak bank agar
percaya pada kita. Caranya? Penuhi semua persyaratan yang diminta!
Debitur
Bank membagi penerima kredit dalam dua golongan, yakni debitur perorangan dan debitur perusahaan. Tentu saja, persyaratan untuk kedua jenis debitur itu berbeda. Bila kita mengajukan kredit atas nama pribadi, maka kita termasuk debitur perorangan. Debitur perorangan itu terdiri bisa berprofesi sebagai dokter, artis, pegawai negeri, perancang busana, arsitek, karyawan swasta, pedagang, dan lain-lain. Bila kita mengajukan kredit atas nama kelompok atau perusahaan, maka kita disebut debitur perusahaan atau badan usaha. Semua bentuk usaha yang sah secara hukum (seperti PT, CV, Firma, dll), bisa mengajukan kredit.
Bank membagi penerima kredit dalam dua golongan, yakni debitur perorangan dan debitur perusahaan. Tentu saja, persyaratan untuk kedua jenis debitur itu berbeda. Bila kita mengajukan kredit atas nama pribadi, maka kita termasuk debitur perorangan. Debitur perorangan itu terdiri bisa berprofesi sebagai dokter, artis, pegawai negeri, perancang busana, arsitek, karyawan swasta, pedagang, dan lain-lain. Bila kita mengajukan kredit atas nama kelompok atau perusahaan, maka kita disebut debitur perusahaan atau badan usaha. Semua bentuk usaha yang sah secara hukum (seperti PT, CV, Firma, dll), bisa mengajukan kredit.
Debitur Perorangan
Bank selanjutnya akan membedakan debitur
perorangan ini dalam tiga golongan, yakni wirausahawan, karyawan, dan
profesional, sesuai profesi masing-masing debitur. Persyaratan yang diminta
umumnya sama, yakni:
1. Foto
kopi identitas diri (KTP, SIM, atau paspor).
2. Foto
kopi akte nikah (bagi yang sudah menikah).
3. Foto
kopi kartu keluarga.
4. Foto
kopi rekekening koran/ giro atau tabungan 6-3 bulan terakhir.
5. Foto
kopi slip gaji dan surat
keterangan bekerja dari perusahaan (bagi karyawan).
Debitur Perusahaan
Persyaratan yang diminta untuk kelompok debitur ini, antara lain:
Persyaratan yang diminta untuk kelompok debitur ini, antara lain:
1. Bukti
legalitas perusahaan
o
Foto kopi identitas diri dari para pengurus
perusahaan (direktur & komisaris).
o
Foto kopi NPWP (Nomor Pokok wajib pajak).
o
Foto
kopi SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan).
o
Foto
kopi Akte Pendirian Perusahaan dari Notaris.
o
Foto kopi TDP (Tanda Daftar Perusahaan).
2. Performa
Keuangan
o
Kopi rekening koran/giro atau buku tabungan di
bank manapun selama 6 s/d 3 bulan terakhir.
o
Data keuangan lain, seperti neraca keuangan,
laporan rugi laba, catatan penjualan & pembelian harian, dan data pembukuan
lainnya.
Jaminan
Bank biasanya akan meminta jaminan untuk lebih meyakinkan diri, bahwa kita layak mendapat kredit. Bentuknya bermacam-macam, bisa berupa serifikat atau surat-surat berharga, bisa juga dalam bentuk wujud tanah, bangunan, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Yang penting, nilainya lebih besar atau (minimal) sama dengan jumlah kredit diterima (http://www.danamon.co.id ).
Bank biasanya akan meminta jaminan untuk lebih meyakinkan diri, bahwa kita layak mendapat kredit. Bentuknya bermacam-macam, bisa berupa serifikat atau surat-surat berharga, bisa juga dalam bentuk wujud tanah, bangunan, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Yang penting, nilainya lebih besar atau (minimal) sama dengan jumlah kredit diterima (http://www.danamon.co.id ).
Sembilan langkah memulai berwirausaha
1. Mulailah
dengan mimpi
Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula
dari sebuah mimpi dan yakinkan akan produk yang akan kita tawarkan. Pemimpilah
yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosa dalam produk,
2. Mencintai produk atau pelayanan
Cintailah produk
anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan pada
pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu melewati masa masa sulit.
3.
Pelajari konsep dasar bisnis
Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah
pengetahuaan dasar untuk bisnis yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja
dahulu selama1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar – dasar usaha akan
membantu kita untuk maju dengan lebih baik.
4. Berani
mengambil resiko
Ambillah resiko. Berani mengambil resiko yang
diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan
dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang
diperhitungkan dengan baik – baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan
berhasil.
5. Konsultasi
dengan ahlinya
Carilah nasehat dari pakarnya, tapi ikuti kata
– kata kita. Wirausahawan selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan
akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera ke enamnya.
Pada tahap awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci suksesnya.
6. Kerja
keras
Ethos kerja yang keras sering dianggap sebagai
mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard
work and smart work tidaklah
dapat dipisahkan lagi sekarang. Seorang pengusaha sejati tidak pernah lepas
dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan
bussinessnya. Melamunkan dan memimpikan kerjanya.
7. Carilah
teman sebanyak mungkin
Bertemanlah sebanyak banyaknya. Pada harga dan
kualitas yang sama orang membeli dari temannya, pada harga yang sedikit mahal,
orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan membantu mengembangkan usaha
kita, memberi nasehat, membantu menolong pada masa sulit.
8. Hadapi
kegagalan
Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk
menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama
kegagalan itu tidak mematikan. Setiap usaha selalu akan mempunyai resiko
kegagalan dan bila mana itu sampai terjadi, bersiaplah dan hadapilah.
9. Mulailah
sekarang juga
Lakukanlah sekarang juga. Bila anda telah siap,
lakukanlah sekarang juga. Putuskan dan kerjakan sekarang, karena besok bukanlah
milik kita (www.kebunku@yahogroups.com).
Wirausahawan Andal.
Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan
cara-cara kerja sebagai berikut :
Pertama, percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari
penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya.
Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap
peluang yang menguntungkan dan memanfaatkannya peluang tersebut.
Ketiga, mau dan mampu bekerja keras dan tekun
untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih tepat dan effisien.
Keempat, mau dan mampu berkomunikasi,
tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli.
Kelima, menghadapi hidup dan
menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin.
Keenam, mencintai kegiatan usahanya
dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam
melindunginnya.
Ketujuh, mau dan mampu meningkatkan
kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan
memotivasi orang lain (leadership/managerialship) serta melakukan perluasan dan
pengembangan usaha dgn resiko yang moderat.
Kedelapan, berusaha mengenal dan
mengendalikan lingkungan serta menggalang kerja sama yang saling menguntungkan
dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
Selain
ciri-ciri di atas, setidaknya
ada empat paradigma yang dapat membuat seorang wirausaha menjadi sukses atau
superior di tingkat persaingan usaha yang semakin ketat.
Pertama,
seorang wirausaha harus mampu memprediksi kemungkinan di masa mendatang. Sebab,
entrepreneur itu harus sarat ide-ide,
seolah hanya melihat peluang dan kepuasan pelanggan. Sedangkan eksekutif,
adalah seorang yang senantiasa menyelesaikan masalah yang timbul di perusahaan.
Paradigma
kedua, fleksibilitas dari sang wirausaha. Seorang entrepreneur harus bisa cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan
kerja maupun lingkungan usaha. Hal ini diyakini akan membawa perusahaan
untuk terus bisa bertahan.
Ketiga, rule of the game, harus dinamis dalam mengantisipasi berbagai macam
kemungkinan sebagai kemampuan mengendalikan permainan. Hal ini berkaitan erat
dengan inovasi atau penciptaan hal-hal baru dalam berbisnis. Perubahan sistim
pembayaran tarif telepon selular dari pascabayar ke prabayar merupakan contoh
nyata perubahan aturan main (rule of the
games) yang sangat antisipatif.
Paradigma keempat adalah kemampuan melanjutkan
perubahan dari aturan atau bentuk yang telah ada sebelumnya. Inovasi yang kita
buat dalam beberapa masa ke depan akan selalu tertinggal. Kemampuan
memperbaharui produk dan aturan main inilah yang dapat membuat seorang
wirausaha menjadi pemenang(www.webpost.net/as/asmatweb/apotret.htm).
Paradigma
bahwa bisnis kadang berakhir dengan
kegagalan adalah sesuatu yang lumrah. Bukankah kita hidup sekarang saja selalu dihadapi oleh dua pilihan? Ada
hitam ada putih, ada kanan ada kiri, ada amal ada dosa, ada surga ada neraka,
dan ada sukses tentu ada juga gagal. Jadi,
sikap dalam diri kita bahwa dua hal ini selalu beriringan dan kadang kita
mendapatkan satu di antaranya adalah ''hal yang memang kita hadapi,'' sehingga kita
nanti lebih tenang menghadapi dan dapat menerimanya dengan ikhlas..
Percaya diri juga dapat timbul kalau
kita selalu berpikiran positif. Satu lagi yang harus ditanamkankan dalam hati
adalah jika usaha atau bisnis yang sedang kita jalankan berujung dengan
kegagalan, maka yang gagal adalah bisnisnya, bukan kita ! Kita sendiri tidak
gagal karena kita dalam proses mencari sesuatu yang lebih baik.
Oleh
karena itu mulai sekarang juga, mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri kita
sendiri segeralah tanamkan keberanian untuk membangun masa depan kita demi
anak-anak kita dengan berwirausaha.